Minggu, 21 Juni 2015

Emergent Effects in Multimodal Feedback from Virtual Buttons

Judul Asli : Emergent Effects in Multimodal Feedback from Virtual Buttons

Penulis : ADAM FAETH, Iowa State University
  CHRIS HARDING, Iowa State University

Abstrak Asli :
The continued advancement in computer interfaces to support 3D tasks requires a better understanding of how users will interact with 3D user interfaces in a virtual workspace. This article presents two penelitianes that investigated the effect of visual, auditory, and haptic sensory modalitas feedback presented by a virtual button in a 3D environment on task performance (time on task and task errors) and user rating. Although we expected task performance to improve for conditions that combined two or three modalitas feedback over a single modality, we instead found a significant emergent behavior that decreased performance in the trimodal condition. We found a significant increase in the number of presses when a user released the button before closing the virtual switch, suggesting that the combined visual, auditory, and haptic feedback led participants to prematurely believe they actuated a button. This suggests that in the design of virtual buttons, considering the effect of each feedback modality independently is not sufficient to predict performance, and unexpected effects may emerge when modalitas feedback are combined.

Pengkaji : Putri Indo Pertiwi (G64144052 - Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor)

Kajian :
Virtual button merupakan salah satu komponen penting dari user interface dalam mendukung task 3D di berbagai bidang seperti kedokteran, manufaktur , geoscience , dan engineering. Virtual button bukan hanya mampu memanipulasi secara langsung dan gestural (untuk beberapa task di workspace 3D), tapi juga mampu menemukan dan menghasilkan interface secara alami.


Interaksi dengan 3D Virtual Button

Dalam konteks user interface design, ada asumsi umum bahwa peningkatan jumlah modalitas feedback pada virtual button dapat mempengaruhi peningkatan performa. Untuk membuktikan hal ini, akhirnya peniliti melakukan dua penelitian dalam menyelidiki bagaimana kehadiran modalitas feedback mempengaruhi performa dan perjalanan feedback secara subjektif. Tujuan dipecahnya penelitian ini kedalam dua bagian adalah untuk menguji kontribusi modalitas feedback visual, auditory, dan haptic untuk mencegah kesalahan dan pengurangan waktu yang dibutuhkan dalam menekan button di lingkungan virtual 3D.

PENELITIAN I
Peneliti meminta peserta (12 laki-laki dan 8 perempuan, berusia antara 19 dan 59 tahun) memasukkan 7 digit nomor telepon menggunakan keypad yang menerapkan prinsip virtual button (dengan ukuran 3.0 cm kuadrat pada layar dan tebal 2.5 mm dengan pergerakan 1,5 cm). Lalu peneliti secara acak menentukan urutan kondisi sistem yang disajikan untuk peserta. Kemudian peserta mengulangi tugas selama lima kali dan menyelesaikan penelitian dalam 30 menit. Setelah itu, mereka diberi waktu untuk beristirahat.

Urutan tugas : peserta memasukkan nomor ke keypad(kiri), menilai feedback button(tengah), dan melihat hasil dari tugas(kanan)

Peneliti mempertimbangkan 3 komponen, yaitu waktu penyelesaian tugas, jumlah kesalahan yang dibuat saat memasukkan nomor telepon, dan rating subjektif peserta dari button feedback. Dalam waktu penyelesaian tugas, peneliti menggambarkan waktu pengguna menyentuh, menekan, deactuated, dan merilis setiap button yang ditekan serta menghitung berapa kali unactuated task pengguna (aksi menyentuh dan merilis button tanpa pergerakan).
Setelah itu, peneliti meminta peserta memberikan rating subjektif dari feedback yang diberikan oleh virtual button dengan memberikan sebuah pernyataan, “Button yang sebelumnya memberikan saya feedback yang cukup ketika saya menekan mereka”. Peneliti meminta langsung rating subjektif setelah melakukan setiap tugas untuk mengantisipasi kesulitan peserta dalam mengingat rating setiap kombinasi modalitas feedback yang dilakukan sebelumnya.
Dari 7 variabel penjelas tunggal yang ditentukan oleh peneliti : V , A , H , VA , VH , AH , dan VAH, dan 700 hasil selama percobaan, dua puluh peserta melakukan 5 pengulangan dalam memasukkan nomor telepon per masing-masing kondisi. Peneliti mengukur jumlah kesalahan yang dilakukan per tugasnya dengan menghitung perbedaan antara nomor telepon yang ditetapkan dalam tugas dan nomor yang diputar oleh peserta. Jumlah kesalahan selama kondisi VAH menonjol ketika menilai distribusi kesalahan di setiap kondisi. Peneliti mengharapkan jumlah kesalahan menurun atau tetap sama pada saat jumlah feedback modalitas meningkat (misalnya , V → VA → VAH ), namun peneliti malah menemukan jumlah kesalahan meningkat dalam kondisi trimodal.

PENELITIAN II
Peneliti melakukan penelitian kedua, yaitu mengukur kedalaman tekanan button pada setiap kondisi. Tekanan yang datang pada saat aktuasi dapat memberikan petunjuk tentang mengapa tekanan dirilis diawal. Dengan mengukur kedalaman tekanan button untuk menentukan seberapa dekat peserta (9 perempuan dan 11 laki-laki, dari usia 19 sampai 42 tahun) datang ke titik aktuasi di setiap tekanan. Model button feedback juga ditingkatkan menjadi 3.0 mm dan jarak tempuh button dari 1,5 cm sampai 2.0 cm. Alasannya adalah karena pada penelitian I, peneliti mengamati peserta menekan button lebih jauh dari yang dibutuhkan.
Penelitian kedua memberikan hasil yang sama dengan penelitian pertama. Ketika feedback visual atau auditory ditambahkan ke haptic feedback, ada pengurangan yang terjadi pada kedalaman tekanan. Peningkatan jarak pergerakan pada penelitian kedua tidak mampu menghapus kasus dimana peserta menekan tiga atau empat kali lebih jauh dari yang dibutuhkan. Peneliti mengumpulkan kedalaman tekanan button rata-rata untuk masing-masing peserta dan kondisi. Hasil penelitian menyatakan bahwa feedback VH menunjukkan beberapa efek dalam mengurangi kedalaman tekanan button yang diamati dengan feedback trimodal.
Ketika diperiksa dalam konteks kedalaman tekanan yang berbeda antara kondisi H , AH , VH , dan VAH, peserta mungkin telah merasakan berbagai tingkat kekuatan dari keypad tergantung pada kombinasi dari modalitas. Oleh karena itu, peneliti berhipotesis bahwa feedback visual, auditory, dan haptic memberikan persepsi yang salah kepada peserta bahwa mereka menggerakkan button sebelum mencapai titik aktuasi. Padahal ketika menyajikan kombinasi modalitas visual, auditory, dan haptic, feedback memproduksi sinyal yang kuat dari pasangan sinyal yang disarankan. Hal ini yang menyebabkan peserta melepaskan button sebelum mencapai titik aktuasi, lalu akhirnya percaya mereka sudah menekan button.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah, sebagai desainer sangat penting mengeksplorasi feedback multimodal secara terus menerus untuk menyampaikan transisi antar event. Dan perlu diperhatikan juga bahwa, pada penelitian ini properti tidak akan mudah diamati pada button yang kurang bergerak secara fisik (button-button hanya menghasilkan feedback ketika diaktifkan atau dilepaskan). Di masa yang akan datang, penelitian dapat membahas apakah pengguna menganggap variasi haptic dalam kehadiran isyarat warna dan suara. Peneliti juga berharap temuan mereka akan berhubungan dengan user interface 3D yang lebih kompleks dari tugas entri. Peneliti menemukan bahwa mempertimbangkan efek dari masing masing modalitas yang independen tidak cukup untuk merancang feedback multimodal, yang artinya penting untuk mempertimbangkan bagaimana jumlah dari bagian yang mungkin muncul untuk membuat prilaku feedback yang tak terduga.

Sabtu, 06 Juni 2015

Help and Documentation - Dominos for iOS

Posted by : Putri Indo Pertiwi | 10.17 pm


Pada postingan ini saya akan membahas analisa prinsip ke 5 dari 10 prinsip HE menurut Jakob Nielsen yang yang belum sepenuhnya diimplementasikan oleh aplikasi order online Dominos (Domino's Pizza Indonesia) berbasis iOS.

Pada prinsip Help and Documentation, aplikasi diharapkan menyediakan fitur Help dan Documentation yang akan menjelaskan setiap langkah langkah yang dilalui pengguna dalam menggunakan aplikasi tersebut serta segala penjelasan maksud dari tiap-tiap proses.

Dan beberapa masalah yang menurut saya masih bertentangan dengan prinsip tersebut adalah :

1. No Help, No Guidance.



Tidak terdapat halaman Help dan Guidance. Hanya terdapat Terms of Use yang isinya full text penjelasan tentang aturan penggunaan saja. Sangat disayangkan, padahal ada banyak proses yang alurnya masih belum jelas.

Rekomendasi perbaikan : Sebaiknya halaman Help dan Guidance ada agar pengguna mampu mengerti bagaimana mengatasi setiap permasalahan yang mungkin saja terjadi disaat menjalankan aplikasi. Seperti yang dilakukan aplikasi Instagram seperti berikut :


atau Guidance untuk pengguna yang disediakan oleh path seperti berikut :




Severity Rating : 3 = Major Usability Problem (penting untuk diperbaiki sehingga diberikan prioritas tinggi di dalam perbaikannya).

-----------------------------------------------------------------------------------------

2. Privacy Policy dan Term of Use emang sama?


Dua layar screenshot diatas adalah dua hal yang berbeda. Yang disebelah kiri adalah Privacy Policy yang sebenarnya sementara yang disebelah kanan adalah Term of Use. Tapi, menu title nya kenapa sama-sama Privacy Policy?

Rekomendasi perbaikan : Ubah menu title seusai dengan nama menu yang tertera diawal pengguna memilih menu tersebut.

Severity Rating : 1 = Cosmetic Problem Only.


Sumber :
Instagram for Android
Path for Android
Dominos for iOS



Aesthetic and Minimalist Design - Dominos for iOS

Posted by : Putri Indo Pertiwi | 8.57 pm


Setelah menganalisa 3 prinsip Heuristic Evaluation atau HE oleh Jakob Nielsen yang belum sepenuhnya diimplementasikan oleh aplikasi order online Dominos (Domino's Pizza Indonesia) berbasis iOS, di postingan ini saya akan melanjutkan prinsip ke -4 yaitu Aesthetic and Minimalist Design.

Di prinsip ini, aplikasi diharapkan memiliki tampilan yang tidak rumit dan nyaman dilihat oleh mata manusia. Penggunaan warna, penempatan menu, text, button dan segala atribut terkait sangat mempengaruhi penilaian dari prinsip ini. Dari hasil analisa saya, untuk warna dan text, aplikasi ini sudah cukup baik dan konsisten. Namun, ada beberapa masalah tampilan dan penempatan yang saya rasa masih belum sempurna, yaitu :

1. Penempatan navigation bar yang memicu keambiguan.


Pada halaman Home, aplikasi menyediakan navigation bar yang berisi Promotions, Value Deals, Pizza, dan navigation lainnya. Masing-masing navigation tersebut dapat di swipe ke kanan atau ke kiri. Di screenshot layar awal, tampilan navigation Promotions berisi beberapa gambar berbentuk poster promosi Domino's Pizza Indonesia pada saat ini. Masalahnya adalah, pada saat saya mencoba swipe layar ke kiri, lalu muncul navigation Value Deal, tampilan dibawah navigation tetap berada di Promotions. Padalah sebenarnya, navigation Value Deal tersebut harus di tekan terlebih dahulu lalu muncullah isi Value Deals yang sebenarnya jauh berbeda dengan isi dari navigation Promotions. Tetapi dengan adanya swipe ke kanan atau ke kiri, tanpa memikirkan navigation tersebut adalah button yang dapat ditekan, tentu mindset pengguna adalah, isi dari navigation juga akan ikut berubah jika navigation diatasnya berubah.

Rekomendasi perbaikan : Jika memang desain nya memungkinkan pengguna untuk swipe layar ke kanan atau ke kiri, seharusnya isi dari masing masing navigation juga harus mengikuti posisi navigation pada saat itu dan nama navigation tidak perlu ditampilkan dengan menggunakan button. Atau lebih efektif lagi jika navigation ditampilkan disamping kiri dalam bentuk list navigation yang disertai icon untuk mencirikan masing masing navigation.

Severity Rating : 3 = Major Usability Problem (penting untuk diperbaiki sehingga harus diberikan prioritas tinggi dalam perbaikannya)

-----------------------------------------------------------------------------------------

2. Menu Cart dibawah ?


Di aplikasi Dominos, setelah memilih menu yang akan saya pesan, saya harus mengecek daftar pesanan saya di cart untuk mengetahui berapa menu yang telah saya pesan dan berapa total uang yang harus saya bayar. Namun, jika dibandingkan dengan tampilan salah satu online shop yang sering saya kunjungi, jelas saya lebih prefer tampilan adanya cart di kanan atas halaman beserta jumlah item yang telah saya pilih dan total uang yang harus saya bayar. Jadi saya tidak perlu repot-repot ke halaman cart terlebih dahulu lalu melanjutkan memilih pesanan saya lagi di halaman lain.

Rekomendasi perbaikan : Sebaiknya Cart tidak perlu dimasukkan sebagai salah satu menu di menu bar. Cukup dengan meletakkan suatu icon seperti keranjang dikanan halaman beserta jumlah item yang sudah saya pilih dan total uang yang harus saya bayar untuk pilihan item tersebut.

Severity Rating : 2 = Minor Usability Problem (diperbaiki dan diberikan prioritas rendah dalam perbaikannya)


Sumber :
Dominos for iOS


Visibility of System Status - Dominos for iOS

Posted by : Putri Indo Pertiwi | 7.32 pm


Halo, selamat malam !
Di dua postingan saya sebelumnya, telah saya jelaskan beberapa analisa saya mengenai prinsip Heuristic Evalution atau HE menurut Jakob Nielsen yang belum sepenuhnya diimplementasikan oleh aplikasi order online Dominos (Domino's Pizza Indonesia) yang versi 1.0 -nya telah dirilis untuk iOS sejak 2014 lalu.

Nah, di prinsip Visibility of System Status, aplikasi diharapkan mampu menginformasikan dengan jelas setiap status sistem yang sedang dijalankan aplikasi. Harapannya, agar pengguna tau, sukses atau tidak sukses nya setiap proses yang dilalui pengguna pada saat menjalankan aplikasi. Namun, dibeberapa kali saya mencoba aplikasi tersebut, saya menemukan beberapa masalah yang bertentangan dengan prinsip ini, yaitu :

1. Pizza tracker hanya bisa dijalankan one time.


Aplikasi ini sebenarnya cukup inovatif dalam mengadakan fitur pizza tracker dalam proses order nya. Tujuannya, jelas agar pengguna tau pesanannya dalam status apa. Ada 5 tahapan yang harus dilalui pesanan yang telah dipilih sebelumnya sampai pada akhirnya pesanan tersebut sampai di rumah pengguna. Namun, ada yang aneh disini. Pada screenshot layar pertama, yaitu pada pukul 21.48 WIB, pesanan saya sudah berhasil masuk ke halaman Pizza Tracker. Kemudian pada hasil screenshot layar kedua, pukul 21.50 WIB, status pesanan saya sudah ke tahapan ke 3 yaitu "READY FOR DELIVERY". Tetapi, disaat saya exit dari aplikasi dan masuk kembali ke aplikasi pada pukul 22.09 WIB, pesanan saya yang sebelumnya telah masuk ke tahapan ke 3 dalam tracker malah terlihat belum masuk ke tahapan apapun di dalam tracker. Tentu hal ini membingungkan saya, karena sebelumnya dengan jelas saya memperhatikan pergerakan status tracker dari tahapan 1 ke tahapan 2 sampai masuk ke tahapan 3.

Rekomendasi perbaikan : Seharusnya developer harus lebih memperhatikan setiap proses yang berhubungan dengan transaksi pemesanan di aplikasi ini. Tidak selamanya pengguna aplikasi hanya melotot pada satu halaman saja. Pasti ada kemungkinan disaat pengguna membuka halaman pizza tracker, ada sms atau ada telepon yang masuk sehingga mau tidak mau pengguna harus meninggalkan halaman tersebut terlebih dahulu.

Severity Rating : 3 = Major Usability Problem (penting untuk diperbaiki, sehingga harus diberikan prioritas tinggi dalam perbaikan).

-----------------------------------------------------------------------------------------

2. Kurang lebih 30 menit dalam proses menunggu.


Awalnya saya mencoba mengganti Regions yang terdapat di menu bar. Setelah aplikasi memunculkan kotak dialog konfirmasi mengenai apakah saya yakin untuk mengganti region, lalu saya pilih OK, sistem langsung memunculkan sign buffering. Tetapi sign tersebut muncul sangat lama tanpa ada kepastian apa yang seharusnya pengguna lakukan agar buffering tersebut berakhir. Bahkan untuk menutup halaman tersebut (dengan memilih button Close yang terdapat di header) pun tidak menghasilkan efek apa-apa.

Rekomendasi perbaikan : Seharusnya sistem menyediakan case tampilkan kotak dialog untuk problem solving bagi pengguna di dalam logika program, agar pada saat proses yang sedang buffering lebih dari 3 menit pengguna tau apa yang seharusnya dilakukan, leave page dan stop process atau wait until the process done.

Severity Rating : 4 = Usability Catastrophe (seharusnya diperbaiki terlebih dahulu sebelum aplikasi dirilis).


Sumber :
http://www.nngroup.com/articles/ten-usability-heuristics/
http://www.nngroup.com/articles/how-to-rate-the-severity-of-usability-problems/
Dominos for iOS

Rabu, 03 Juni 2015

Help Users Recognize, Diagnose, and Recover from Errors - Dominos for iOS

Posted by : Putri Indo Pertiwi | 6.07 am


Selamat pagi,
Setelah pada postingan sebelumnya saya telah membahas salah satu prinsip HE yaitu Flexibility and Efficiency of Use, pada postingan kali ini saya akan membahas prinsip lain dari HE yang mungkin masih belum diterapkan dengan sempurna oleh aplikasi order online Domino's Pizza , Dominos.

Pada prinsip Help Users Recognize, Diagnose, and Recover from Errors, diharapkan setiap pesan kesalahan yang terdapat di aplikasi ditampilkan dalam bahasa yang sederhana(tidak dalam bentuk code). Aplikasi juga harus mampu menunjukkan kesalahan terletak dimana dan menyediakan problem solving untuk membantu pengguna. Namun, dalam beberapa kali percobaan, saya menemukan beberapa masalah yang belum sesuai dengan prinsip tersebut, yaitu :

1. "Sorry! <div id="reactivation-dialog-wrapper"> <div class="forgotsection">....."


Kotak dialog pada gambar diatas muncul seketika ketika saya mencoba login dengan alamat email dan password yang telah saya daftarkan sebelumnya. Dan butuh beberapa kali melihat hasil screenshot tersebut, barulah saya menyadari bahwa maksud dari kotak dialog tersebut adalah aplikasi menyarankan saya untuk meng-activate akun saya terlebih dahulu via email barulah saya dapat masuk ke akun yang telah saya daftarkan sebelumnya. Kenapa butuh waktu beberapa kali baru saya faham? karena saya sebagai pengguna, merasa risih melihat tampilan error message berbentuk code seperti itu. Saya juga yakin, pengguna yang lain juga risih membaca tampilan code sepanjang itu.

Rekomendasi perbaikan : Pengguna tidak harus tau code code yang telah digunakan developer untuk membuat suatu aplikasi. Sebaiknya sebelum aplikasi ini dipasarkan di masyarakat, developer harus periksa semua tampilan yang mungkin saja membuat masyarakat bingung seperti ini. Saya yang pernah belajar web desain mungkin faham dengan code seperti itu, tetapi bagaimana dengan masyarakat yang tidak faham mengenai code code itu sama sekali?

Severity Rating : 3 = Major Usability Problem (penting untuk diperbaiki, sehingga harus diberikan prioritas tinggi dalam perbaikan).

-----------------------------------------------------------------------------------------

2. Muncul kotak dialog sudah berhasil, kok malah error waktu login?


Masih permasalahan login. Setelah saya mengisi semua isian yang ada di form Register, lalu saya menekan button merah yang berlabel "Register". Kemudian muncul kotak dialog yang menyatakan kalau saya telah berhasil melakukan register akun saya. Tentu hal yang saya lakukan selanjutnya adalah mencoba login memasukkan alamat email dan password yang telah saya daftarkan sebelumnya. Tetapi, yang terjadi adalah error yang berisi code yang menyatakan saya harus activate akun saya via email terlebih dahulu.

Rekomendasi perbaikan : Sebaiknya, pada kotak dialog yang menyatakan bahwa pengguna telah berhasil register, disertakan juga penjelasan bahwa tahapan yang harus dilakukan selanjutnya adalah mengecek email dan activate akun yang telah didaftarkan. Jadi pengguna tidak harus repot - repot mencoba login dengan akun yang mereka kira telah berhasil didaftarkan, padahal masih harus melalui tahapan yang lainnya lagi untuk benar benar berhasil melakukan register.

Severity Rating : 3 = Major Usability Problem (penting untuk diperbaiki, sehingga harus diberikan prioritas tinggi dalam perbaikan).


Sumber :
http://www.nngroup.com/articles/ten-usability-heuristics/
http://www.nngroup.com/articles/how-to-rate-the-severity-of-usability-problems/
Dominos for iOS

Selasa, 02 Juni 2015

Flexibility and Efficiency of Use - Dominos for iOS

Posted by : Putri Indo Pertiwi | 6.05 am


Selamat pagi,
Pada postingan postingan kali ini (dan akan ada 4 postingan lainnya), saya akan membahas beberapa prinsip Heuristic Evaluation atau disingkat HE menurut Jakob Nielsen yang mungkin belum sepenuhnya diterapkan oleh aplikasi order online salah satu restoran fast food ternama di Indonesia (Domino's Pizza) berbasis iOS, Dominos.

Pada prinsip Flexibility and Efficiency of Use ini, pengguna (baik untuk level pemula ataupun level expert) diharapkan mampu beradaptasi dengan aplikasi yang telah dibangun. Namun, dalam beberapa kali percobaan, saya menemukan beberapa masalah, yaitu :

1. Fitur perubahan bahasa tidak berfungsi sama sekali.


Aplikasi menyediakan fitur untuk merubah bahasa yang digunakan, namun setelah saya mencoba merubah dari English ke Bahasa Indonesia, tidak terjadi perubahan apapun baik pada text body maupun pada judul dan sub-judul. Kalau seperti ini keadaannya, untuk apa aplikasi menyediakan fitur tetapi tidak dapat berfungsi sama sekali?

Rekomendasi perbaikan : Menurut saya, jika memang fitur Languages belum dapat berfungsi sama sekali, sebaiknya tentukan saja apa default language nya dan tidak perlu menyediakan fitur tersebut yang malah memberikan harapan bagi pengguna untuk merubah bahasa text aplikasi.

Severity Rating : 4 = Usability catastrophe (sangat penting untuk diperbaiki sebelum aplikasi ini dirilis).

-----------------------------------------------------------------------------------------

2. Sudah merasa memilih menu, tetapi kok tidak masuk ke cart?


Pada percobaan yang saya lakukan, awalnya saya memilih tab menu Pizza yang berada tepat dibawah header aplikasi, lalu memilih pada satu menu. Kemudian aplikasi menawarkan apakah saya akan Login ke akun saya(apabila saya punya akun), atau membuat akun terlebih dahulu, atau pesan sebagai tamu / order as guest (yang saya anggap ini adalah quick order bagi pengguna yang enggan untuk melakukan Register). Saya memilih order as guest. Kemudian muncul sebuah form isian untuk customer information. Setelah saya mengisi form tersebut dan menekan button Order Preparation , aplikasi malah kembali direct ke halaman pemilihan menu. Saya mencoba periksa cart pemesanan saya dengan memilih menu cart yang berada di bawah halaman, namun ternyata cart saya masih kosong. Padahal saya merasa sudah memesan menu yang saya inginkan sebelumnya. Tentu sebagai pengguna, saya menilai proses pemesanan pada aplikasi ini terlalu bertele-tele.

Rekomendasi perbaikan : Permasalahan penting di dalam order online seperti ini adalah proses transaksi nya. Jika transaksi saja masih rumit, bagaimana bisa proses order online tersebut terjadi? Seharusnya, jika memang pengguna sudah memilih menu, lalu sudah mengisi form data diri pula, alur yang diharapkan terjadi selanjutnya adalah aplikasi menampilkan keterangan detail pemesanan, pengguna menunggu konfirmasi pemesanan via telepon oleh pihak Domino's pizza, lalu menunggu pesanan dirumah. Jika pengguna diharuskan kembali lagi untuk memilih menu, tentu bagi pengguna aplikasi ini terkesan sangat berbelit dalam proses pemesanannya.

Severity Rating : 3 = Major Usability Problem (penting untuk diperbaiki, sehingga harus diberikan prioritas tinggi dalam perbaikan).



Sumber :
Dominos for iOS

Sabtu, 09 Mei 2015

Ekspor dan Impor Migas, Sudah Seimbangkah?

Posted by : Putri Indo Pertiwi | 9.20 PM


Selamat malam, sebelumnya terimakasih sudah mengunjungi blog saya ! :)

Beberapa waktu lalu, kebetulan saya yang mengambil mata kuliah Interaksi Manusia dan Komputer mendapatkan take home test untuk membuat sebuah visualisasi informasi dari tabel yang terdapat di buku Statistika Indonesia 2014 yang diterbitkan oleh ​Badan Pusat Statistik Indonesia​.

Dan setelah mencoba mengerti tabel-tabel yang ada di buku tersebut, akhirnya pilihan saya jatuh di chapter 14 yang membahas tentang Perdagangan Luar Negeri atau Foreign Trade. Lalu muncul ide untuk membandingkan ekspor dan impor migas(minyak dan gas) dalam beberapa tahun terakhir.




Berhubung saya bukan salah satu mahasiswi yang mendalami teori perekonomian, thanks to google, saya akhirnya menemukan referensi teori mendasar terkait ekspor dan impor, binasyifa.com. Di website tersebut menjelaskan bahwa kegiatan ekspor dan impor sudah menjadi agenda wajib dalam perdagangan setiap negara. Tujuan utama dari ekspor dan impor sendiri adalah untuk menutupi kekurangan ketersediaan produk suatu negara. Tanpa adanya kegiatan ekspor dan impor, itu artinya ada ketimpangan dalam neraca perdagangan suatu negara.

Namun, berdasarkan doughnut chart dari visualisasi informasi yang telah saya buat, ternyata ekspor migas Indonesia di tahun 2013 lebih kecil persenan-nya bila dibandingkan dengan impor migas pada tahun yang sama. Lalu saya berkesimpulan, Indonesia lebih banyak menerima hasil migas baik yang sudah diolah maupun yang belum diolah dari luar negeri daripada mengirimkan hasil migas-nya sendiri ke luar negeri untuk diolah.

Kemudian, saya menemukan referensi teori lain masih mengenai ekspor dan impor yaitu josephinejoe.wordpress.com yang menjelaskan bahwa ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional. In conclusion, dengan keadaan persen ekspor yang lebih kecil dibandingkan impor, maka di tahun 2013 kemarin keseimbangan pendapatan nasional pun ikut terpengaruh.

Sekian dulu postingan saya kali ini, semoga bermanfaat. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam kesimpulan atau pendapat saya tentang informasi terkait. Tapi tetap, sebagai warga negara Indonesia yang baik, saya berharap semoga pemerintah Indonesia dapat lebih bijak lagi dalam mengatur ekspor dan impor bukan hanya migas tapi juga non-migas. Amin :)


*Thanks to piktochart.com untuk tools dan template yang luar biasa menarik ini! :)

Kamis, 07 Mei 2015

State Bank VS Private Bank

Posted by : Putri Indo Pertiwi | 4.05 AM

Hai halooo, selamat....pagi.

Di pagi buta ini, saya mau kasih sedikit informasi dalam grafis yang semoga aja bermanfaat bagi pengunjung blog sekalian.

Berdasarkan Statistical Yearbook of Indonesia, 2014 atau Statistik Indonesia edisi tahun 2014 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia, saya mengambil pembahasan tentang PERBANKAN atau BANKING.

Grafis berikut adalah perbandingan antara Bank Persero atau State Banks dan Bank Swasta Nasional atau Private Banks. Perbedaan sangat umum yang kita tau selama ini tentang kedua jenis bank tersebut hanyalah dari aspek kepemilikan saham dan pembagian keuntungan bank saja. Namun, dibalik itu semua masih ada beberapa aspek perbedaan yang dapat dihitung secara statistik. 



Ada banyak banget referensi tool yang dapat dipakai dalam penggambaran infografis. Tapi, kali ini saya menggunakan piktochart.com sebagai pilihan. Thanks to them, saya bisa buat infografis yang se-keren ini. Tapi semoga ga cuma keren aja ya, semoga informasi yang saya maksud juga sampai ke pengunjung blog :) 

Sekian dulu postingan saya kali ini, semoga ketemu lagi di postingan (tugas) berikutnya hehehehe. See! :) 

Minggu, 22 Februari 2015

Rekonstruksi Keadaan Bawah Air Menggunakan Sensor Kedalaman


Posted by : Putri Indo Pertiwi | 9.23 PM

Bicara soal teknologi seakan ga ada habisnya, ide ide yang diluar akal sehat manusia pun udah bisa sedikit demi sedikit direalisasikan di kehidupan nyata. Pasti nya realisasi nya juga ga semudah yang kita fikirin, butuh usaha dan pengetahuan tingkat tinggi. Ga hanya itu, butuh kesabaran ekstra juga karna buat merealisasikan hal besar pasti membutuhkan waktu yang cukup lama.

Gue baru dapet mata kuliah computer grafik semester ini. Minggu lalu dosen gue banyak cerita tentang beberapa ide gila manusia yang akhirnya bisa direalisasikan dalam bentuk grafis. Beberapa manusia yang punya ide gila tersebut ternyata setahun sekali ngadain semacam konferensi hasil karya mereka. Tahun lalu aja mereka ngadain konferensi di Canada dari tgl 10-14 Agustus. Pasti kalian nanya kok indo bisa tauuuuu? Engga, gue ga datang kok kesono. Abis ngepoin http://www.siggraph.org/ aja hehe.




Nah dari beberapa ide gila mereka, gue bakal bahas satu ide di tulisan gue kali ini.

Ide gila mereka adalah, mereka nyoba untuk merekonstruksi keadaan air. Tapi gimana ya keadaan air itu masih keliatan seperti natural walau itu cuma hasil rekonstruksi? Nah, melalui pengujian dua kondisi yaitu memperoleh berbagai gambar dengan mencelupkan sensor dan dengan memegang sensor di atas garis air dan merekam melalui air, Alexandru Dancu, Mickael Fourgeaud, Zlatko Franjcic, Razmik Avetisyan akhirnya sadar kalo memungkinkan bagi manusia untuk merekonstruksi keadaan bawah air secara 3D menggunakan sensor kedalaman. Sensor yang digunain adalah sensor kinect, yang memiliki kamera RGB (Red, Green, Blue), sensor kedalaman dan mikrofon yang berjalan di perangkat software khusus, dan menyediakan kemampuan untuk menangkap gerak secara 3D, mengenali wajah serta mengenali suara. Menurut mahasiswa yang tergabung dari Chalmers University of Technology (Sweden) , University of Rostock (Germany) dan Qualisys AB (Sweden), kemampuan sensor kedalaman ini sangat mendukung kemajuan real-time algoritma rekonstruksi yang mampu memberikan akurasi yang besar dan fleksibilitas. Keren ya? :”)))))


Rekonstruksi Keadaan Air Berdasarkan Kedalaman


Didalam pengujiannya, Sensor Kinect mampu memberikan gambar kedalaman melalui air pada jarak dari permukaan air maksimum 30cm bawah air (jika sensor itu lebih dari 50cm di atas air) dengan jangkauan antara 0.8 - 4m jauh lebih besar dari jumlah maksimum 0.3M. Sensor Kinect juga dibantu oleh aplikasi OpenNI Library dan file ONI serta algoritma Voxel Hashing (algoritma yang biasanya digunakan pada computer grafik 3D) yang mampu mencatat gambar warna dan kedalaman.


Sensor Kinect

Berdasarkan hasil pengujiannya, Dancu dan kawan-kawan berkesimpulan bahwa masa depan akan dapat mencakup model pembentukan citra bawah air, serta dapat memperhitungkan refraksi dan sinyal inframerah eksponensial yang dilemahkan dalam air. Pemahaman ini yang bisa menunjukkan arah penelitian masa depan dalam rekonstruksi real-time dan bisa mendapatkan keuntungan dengan pemeriksaan peralatan bawah laut dan sistem biologi kelautan dan arkeologi.

Selain itu mereka juga menemukan kelemahan dari rekonstruksi ini yaitu gelombang yang sangat tergantung pada amplitudo. Di sisi lain, ketika gelombang lebih kecil, riak dapat dibedakan dengan jelas.

Berat kan bahasa gue? Gapapa lah kali kali sok pinter aja bahas yang beginian :D kalian bisa langsung buka www.siggraph.org ya kalau mau tau lebih lanjut tentang rekonstruksi ini. Kalian juga bisa cari tau teknologi dari ide gila lain yang mereka bahas di SIGGRAPH 2013 atau pun tahun tahun sebelumnya.


Terimakasih ! J

Jumat, 20 Februari 2015

Ulasan Website

Posted by : Putri Indo Pertiwi | 11.51 PM

Jaman udah maju banget, lo kepengen ini itu, tinggal duduk di depan laptop atau gadget + koneksi internet dan.....tadaaaaaaaaaaaa apapun yg lo mau tiba tiba bisa nyampe dirumah lo. Bukan, gue bukan lagi bahas kucing yang punya kantong ajaib atau semacamnya. Mungkin butuh waktu lama bagi manusia di jaman gue buat wujud-in tokoh kartun kucing yang bisa bicara + bawa kantong ajaib kemana-mana. Yang gue maksud disini adalah kecanggihan manusia modern dalam membeli ini itu, atau biasa yang kita tau online shopping.





Nah dikesempatan kali ini gue bakal bahas satu website yang lumayan sering gue kunjungin tiap kali holiday session tiba. Nih coba buka aja link nya http://dealmedan.com/




Seperti yang gue kutip di website mereka, Dealmedan ini didirikan pada tahun 2013, semenjak itu DealMedan.com jadi platform belanja online terkemuka di kota Medan, mereka nawarin apa yang pengunjung mau dengan harga terbaik. Mereka banyak jalin kerjasama gitu ama beberapa restoran, cafe, hotel, bahkan dengan dealer barang barang branded. Jadi ya maklum aja, karna wanita normal seperti gue pasti haram hukumnya kalo ga tau website yang beginian. Ini nih beberapa cafe dan top branded yang kerja sama ama mereka...




Sebenernya gue udah lumayan lama tau ada website Dealmedan ini, cuma baru satu tahun belakangan nyobain beli voucher di website nya mereka. Dan menurut gue untuk pengalaman belanja pertama pake website ini tergolong easy to use. Awalnya pasti dong register sebagai member dulu, supaya pihak DealMedan bisa dengan pasti mengetahui profil calon konsumen nya. Begini nih tampilan registernya..




Semua informasi yang pihak DealMedan butuhin muncul sebagai kotak isian yang harus diisi para calon member. Mereka juga secara tegas menuliskan kalo registrasi nya mereka itu FREE dan ITU YANG TERPENTING hehehehehhe :") Ohiya member juga ga perlu takut kalo kalo suatu saat lupa username atau password, karna mereka juga menyediakan kolom alamat email member yang nanti nya berguna untuk recovery.






DealMedan identik dengan background putih dan hijau daun di logo nya dan menurut gue itu adalah konsep yang simple dan minimalis. Mereka juga menyedian LiveChat yang berguna supaya operator dan pengunjung dapat secara interaktif berkomunikasi. Mereka juga secara apik mengkategorikan voucher menjadi beberapa bagian, sehingga pengunjung bisa dengan mudah mencari apa yang mereka butuhin.




Dan point plus nya adalah, mereka punya waktu batasan penjualan voucher dan menghitung mundur sampai batasan watu penjualan habis. Sehingga pengunjung dengan jelas tau voucher mana yang masih tersedia dan mana yang sudah sold out.




Ga cuma itu, mereka juga secara gamblang jelasin tentang promo voucher yang mereka tawarkan, mulai dari 'Highlights' yang berisi tentang beberapa point yang berlaku kalo pake voucher itu, sampe 'Conditions' yang berisi tentang kondisi tertentu yang diterapkan untung masing masing jenis voucher. Jadi nantinya, tidak ada kesalahpahaman antara pihak DealMedan, pengunjung, maupun pihak mitra yang telah bekerjasama dengan DealMedan.





Ga tanggung tanggung, website tersebut juga menyediakan map serta alamat lengkap dimana voucher tersebut dapat digunakan.




Pada tampilan halaman rincian pembayaran juga mereka dengan jelas memberikan informasi terkait harga per masing masing voucher, jumlah voucher yang akan di beli oleh pengunjung, total pembayaran serta metode pembayaran yang akan digunakan oleh pengunjung. Singkat dan jelas. As i said before, website ini beneran easy to use. Ga cuma itu setelah pembayaran di lakukan, Pengunjung bisa masuk lagi ke halaman pembayaran terus lakukan konfirmasi pembayaran. Dan kurang dari 24 jam, voucher yang lo beli udah nongol di email lo. Download voucher-nya terus print. Simple, kan?



Nah tuh contoh voucher kemaren yang udah gue pake.



Udahan dulu ya promosi nya, gue ga dibayar kok ama pihak manapun buat nulis postingan ini. Terimakasih ! :D

Kamis, 19 Februari 2015

Ulasan Blog

Posted by : Putri Indo Pertiwi | 1:05 AM


Awalnya niat banget ngebuat blog pake student.ipb.ac.id -nya kampus, cuma berhubung belum bisa login pake akun LMS ipb (atau emang gue yang terlalu bego) jadilah blogspot ini sebagai alternatif. Masih pemula dalam dunia blog, harap maklum aja ama beberapa gadget atau ukuran font, color, atau penempatan template yang masih (sangat) amburadul ini :")

Agak aneh sih sebenernya curhat pake blog begini, tapi serius, paragraf diatas cuma kata penghantar kok. Niat gue sebenernya buat postingan ini emang buat ngomentarin beberapa blog demi tugas kampus gue, cuma tetep aja harus diceritain dulu dari awal kenapa dan bagaimana hingga blog ini tercipta sampe gue ngetik postingan ini di depan laptop sekarang :D

Tadi, pas pusing banget karna akun LMS yang gabisa nyambung ke student.ipb.ac.id gue nemu di halaman home satu blog mahasiswi IPB yang menurut gue desain template nya bagus. Mungkin doi jago html nya, atau emang karena efek doi itu cewe dan gue cewe (apasih indo...) jadi kerasa gitu sentuhan seninya :"))) ini nih tampilan blog nya ....




Bagus kan? iya bagus!!! dari pemilihan warna background yang menurut gue pas banget ama bunga bunga di header nya, simple tapi sungguh menarik. Tampilan beberapa menu tab seperti 'Home', 'About', dan 'Archives' di atas lengkap dengan 'Search' yang memudahkan pengguna awam seperti gue buat ngeliat postingan doi yang lain. Kemudian ada 'Recent Posts' juga yang memudahkan gue untuk ngepoin lebih jauh lagi postingan doi sebelumnya. Kemudian ada 'Categories' juga yang ngebuat gue lebih mudah lagi cari postingan doi yang sudah dikelompokkan jadi beberapa kategori. Untuk ukuran dan pemilihan jenis font juga lagi lagi menurut gue, ga ribet dan jelas. Overall, doi bisa dengan sangat bijak nyusun penempatan postingan dan tema template nya.....gue suka banget! Ohiya, kalian bisa lihat sendiri di http://risa_seftianingrum12u.student.ipb.ac.id/


Terlepas dari blog nya mba mba yang jago html, gue nemu lagi ama blog-nya mba mba juga dan nemunya masih di student.ipb.ac.id  


kenapaaaaaaa....kenapa yang hitam dan putih itu selalu terlihat classic dan ga neko-neko... suka juga dengan pemilihan tema dan penempatan arsip blog nya. Tapi, ada yang aneh disini...disaat gue perhatiin buat kesekian kalinya, baru gue sadar kalo diatas nama doi "Nursyahidah's...." ada search box nya! hmmm...terlalu kecil mungkin ukuran font nya sampe sampe gue harus lihat beberapa kali dulu baru bisa merhatiin kalo ada search box di bawah header-nya. Untuk menu tab nya juga menurut gue udah oke, cuma lagi lagi, mungkin ukuran font nya kurang gede. Untuk ukuran manusia dengan mata minus satu kaya gue masih kebaca sih, cuma ga ngerti kalo misalnya yang ngeliat manusia dengan mata yang minusnya melebihin gue :(


Dan blog terakhir yang bakal gue komentarin malem ini (udah pagi belum sih?), blog mba mba(lagi?) dan masih nemu di student.ipb.ac.id ((lagi)).



Untuk header dan pemilihan warna background-nya sih gue suka, beberapa gadget di sebelah kiri juga menurut gue cukup dan tidak berlebihan. Untuk tab menu nya juga sangat jelas di bawah header seperti pada umumnya. Tapi..........disaat gue perhatiin bagian postingan-nya, gue rada susah ngebaca setiap tulisannya. Mungkin, pewarnaan di font nya yang kurang tepat dengan main background nya :") kalo dikasih box dengan warna white mendekati transparan di belakang postingannya mungkin isi dari postingan nya bakal kebaca dengan jelas kali ya:) ohya, kalian bisa cek sendiri blog nya doi di http://aulia_dwioktavia.student.ipb.ac.id/


Udahan deh komentar sok expert nya, maaf maaf nih mba mas, mba mba yang punya blog ((kalo kalo aja juga visit blog gue)) kalo ada salah salah kata atau salah salah ketik, gue juga manusia kok sama seperti kalian:)

Selamat Pagi! :D