Judul Asli : Emergent
Effects in Multimodal Feedback from Virtual Buttons
Penulis : ADAM FAETH,
Iowa State University
CHRIS HARDING, Iowa State University
Abstrak Asli :
The continued
advancement in computer interfaces to support 3D tasks requires a better
understanding of how users will interact with 3D user interfaces in a virtual
workspace. This article presents two penelitianes that investigated the effect
of visual, auditory, and haptic sensory modalitas feedback presented by a
virtual button in a 3D environment on task performance (time on task and task
errors) and user rating. Although we expected task performance to improve for
conditions that combined two or three modalitas feedback over a single
modality, we instead found a significant emergent behavior that decreased
performance in the trimodal condition. We found a significant increase in the
number of presses when a user released the button before closing the virtual
switch, suggesting that the combined visual, auditory, and haptic feedback led
participants to prematurely believe they actuated a button. This suggests that
in the design of virtual buttons, considering the effect of each feedback
modality independently is not sufficient to predict performance, and unexpected effects
may emerge when modalitas feedback are combined.
Pengkaji :
Putri Indo Pertiwi (G64144052 - Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor)
Kajian :
Virtual
button merupakan salah satu komponen penting dari user interface dalam
mendukung task 3D di berbagai bidang seperti kedokteran, manufaktur ,
geoscience , dan engineering. Virtual button bukan hanya mampu memanipulasi secara
langsung dan gestural (untuk beberapa task di workspace 3D), tapi juga mampu menemukan
dan menghasilkan interface secara alami.
Interaksi dengan 3D Virtual Button
Dalam
konteks user interface design, ada asumsi umum bahwa peningkatan jumlah modalitas
feedback pada virtual button dapat mempengaruhi peningkatan performa. Untuk
membuktikan hal ini, akhirnya peniliti melakukan dua penelitian dalam
menyelidiki bagaimana kehadiran modalitas feedback mempengaruhi performa dan
perjalanan feedback secara subjektif. Tujuan dipecahnya penelitian ini kedalam
dua bagian adalah untuk menguji kontribusi modalitas feedback visual, auditory,
dan haptic untuk mencegah kesalahan dan pengurangan waktu yang dibutuhkan dalam
menekan button di lingkungan virtual 3D.
PENELITIAN
I
Peneliti
meminta peserta (12 laki-laki dan 8 perempuan, berusia antara 19 dan 59 tahun) memasukkan 7 digit nomor
telepon menggunakan keypad yang menerapkan prinsip virtual button (dengan
ukuran 3.0
cm kuadrat pada layar dan tebal 2.5 mm dengan pergerakan 1,5 cm). Lalu peneliti secara
acak menentukan urutan kondisi sistem yang disajikan untuk peserta. Kemudian peserta
mengulangi tugas selama lima kali dan menyelesaikan penelitian dalam 30 menit. Setelah
itu, mereka diberi waktu untuk beristirahat.
Urutan tugas : peserta memasukkan nomor ke
keypad(kiri), menilai feedback button(tengah), dan melihat hasil dari
tugas(kanan)
Peneliti mempertimbangkan 3 komponen, yaitu waktu penyelesaian
tugas, jumlah kesalahan yang dibuat saat memasukkan nomor telepon, dan rating
subjektif peserta dari button feedback. Dalam waktu penyelesaian tugas,
peneliti menggambarkan waktu pengguna menyentuh, menekan, deactuated, dan
merilis setiap button yang ditekan serta menghitung berapa kali unactuated task
pengguna (aksi menyentuh dan merilis button tanpa pergerakan).
Setelah
itu, peneliti meminta peserta memberikan rating subjektif dari feedback yang
diberikan oleh virtual button dengan memberikan sebuah pernyataan, “Button yang
sebelumnya memberikan saya feedback yang cukup ketika saya menekan mereka”. Peneliti meminta
langsung rating subjektif setelah melakukan setiap tugas untuk mengantisipasi
kesulitan peserta dalam mengingat rating setiap kombinasi modalitas feedback
yang dilakukan sebelumnya.
Dari
7
variabel penjelas tunggal yang ditentukan oleh peneliti : V , A , H , VA , VH ,
AH , dan VAH, dan
700 hasil selama percobaan, dua puluh peserta melakukan 5 pengulangan dalam
memasukkan nomor telepon per masing-masing kondisi. Peneliti mengukur jumlah
kesalahan yang dilakukan per tugasnya dengan menghitung perbedaan antara nomor telepon yang
ditetapkan dalam tugas dan nomor yang diputar oleh peserta. Jumlah kesalahan
selama kondisi VAH menonjol ketika menilai distribusi kesalahan di setiap
kondisi. Peneliti mengharapkan jumlah kesalahan menurun atau tetap sama pada
saat jumlah feedback modalitas meningkat (misalnya , V → VA → VAH ), namun
peneliti malah menemukan jumlah kesalahan meningkat dalam kondisi trimodal.
PENELITIAN
II
Peneliti
melakukan penelitian
kedua, yaitu mengukur
kedalaman tekanan button pada setiap kondisi. Tekanan yang datang pada saat
aktuasi dapat memberikan petunjuk tentang mengapa tekanan dirilis diawal.
Dengan mengukur kedalaman tekanan button untuk menentukan seberapa dekat
peserta (9 perempuan dan 11 laki-laki, dari usia 19 sampai 42 tahun) datang ke
titik aktuasi di setiap tekanan. Model button feedback juga ditingkatkan
menjadi 3.0 mm dan jarak tempuh button dari 1,5 cm sampai 2.0 cm. Alasannya
adalah karena pada penelitian I, peneliti mengamati peserta menekan button
lebih jauh dari yang dibutuhkan.
Penelitian
kedua memberikan hasil yang sama dengan penelitian pertama. Ketika feedback
visual atau auditory ditambahkan ke haptic feedback, ada pengurangan yang
terjadi pada kedalaman tekanan. Peningkatan jarak pergerakan pada
penelitian
kedua tidak mampu menghapus kasus dimana peserta menekan tiga atau empat kali
lebih jauh dari yang dibutuhkan. Peneliti mengumpulkan kedalaman tekanan button
rata-rata untuk masing-masing peserta dan kondisi. Hasil penelitian menyatakan bahwa feedback VH menunjukkan
beberapa efek dalam mengurangi kedalaman tekanan button yang
diamati
dengan feedback trimodal.
Ketika
diperiksa dalam konteks kedalaman tekanan yang berbeda antara kondisi H ,
AH , VH , dan VAH, peserta mungkin telah merasakan berbagai tingkat kekuatan
dari
keypad
tergantung pada kombinasi dari modalitas. Oleh karena itu, peneliti
berhipotesis bahwa feedback visual, auditory, dan haptic memberikan persepsi
yang salah kepada
peserta bahwa mereka menggerakkan button sebelum mencapai titik aktuasi. Padahal
ketika menyajikan kombinasi modalitas visual, auditory, dan haptic, feedback memproduksi
sinyal yang kuat dari pasangan sinyal yang disarankan. Hal ini yang menyebabkan
peserta melepaskan button sebelum mencapai titik aktuasi, lalu akhirnya percaya
mereka sudah menekan button.
Kesimpulan
dari penelitian ini adalah, sebagai desainer sangat penting mengeksplorasi feedback
multimodal secara terus menerus untuk menyampaikan transisi antar event. Dan perlu diperhatikan juga bahwa, pada penelitian ini properti tidak akan mudah diamati pada button yang kurang bergerak secara fisik (button-button
hanya menghasilkan feedback ketika diaktifkan atau dilepaskan). Di masa yang
akan datang, penelitian dapat membahas apakah pengguna menganggap variasi
haptic dalam kehadiran isyarat warna dan suara. Peneliti juga berharap temuan mereka akan
berhubungan dengan user interface 3D yang lebih kompleks dari tugas entri. Peneliti
menemukan bahwa mempertimbangkan efek dari masing masing modalitas yang
independen tidak cukup untuk merancang feedback multimodal, yang artinya
penting untuk mempertimbangkan bagaimana jumlah dari bagian yang mungkin muncul
untuk membuat prilaku feedback yang tak terduga.
penemuan yang bagus ya, semoga dapat terrealisasikan dengan baik, khususnya dari segi interaksi yang ada
BalasHapushasil penelitian dan penemuan yang bagus.... semoga dapat terealisasi dan bermanfaat
BalasHapuskajian tentang virtal bottom cukup menarik. memberikan data yang informatif yang di peroleh dari penelitian. mungkin saja di waktu yang akan datang akan menjaadi hal yang sangat populer
BalasHapuskedepannya interaksi dengan kom[puter akan semakin kompleks... butuh nih virtual button..
BalasHapusDengan penggunaan virtual button yang dapat meningkatkan performa, dengan menampilkan interaksi yang ada. Hal ini cukup menarik dan akan banyak dicari kedepannya, semoga dapat memberikan manfaat dan bagi orang banyak.
BalasHapusDengan penggunaan virtual button dapat meningkatkan performa, dengan menampilkan interaksi yang ada. Hal ini cukup menarik dan akan banyak dicari kedepannya, semoga dapat memberikan manfaat dan bagi orang banyak.
BalasHapusmenarik sist. virtual button bisa dikembangkan lg buat digunakan kedepannya ;)
BalasHapus